Suatu hari, ketika kita sedang asyik dengan urusan kerja
seharian, tiba-tiba rakan baik kita bertanya, “APAKAH KAMU SUDAH MENGENAL
ALLAH…?”
Pertanyaan ini mungkin jarang sekali kita dengar. Bahkan,
bagi kebanyakkan orang, mereka akan terasa aneh dengan persoalan tersebut.
Padahal, mengenal Allah dengan benar, iaitu dengan makrifatullah merupakan
sumber ketenteraman hidup di dunia mahupun di akhirat. Orang yang tidak
mengenal Allah, pasti tidak akan mengenal kemaslahatan dirinya, melanggar
hak-hak orang lain, menzalimi dirinya sendiri, dan menebarkan kerosakan di atas
muka bumi tanpa sedikitpun mengenal rasa malu.
Berikut ini, sebahagian ciri-ciri atau tanda aras dari
al-Quran dan as-Sunnah serta keterangan para ulama salaf yang dapat kita
jadikan sebagai pedoman dalam menjawab pertanyaan di atas…
PERTAMA : Orang Yang
Mengenal Allah Merasa Takut Kepada-Nya
Allah berfirman, “Sesungguhnya yang merasa takut kepada
Allah di antara hamba-hamba-Nya adalah orang-orang yang berilmu saja.” (QS.
Fathir: 28)
Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, “…Ibnu Mas’ud pernah
mengatakan, ‘Cukuplah rasa takut kepada Allah sebagai bukti keilmuan.’
Kurangnya rasa takut kepada Allah itu muncul akibat kurangnya pengenalan, iaitu
makrifat yang dimiliki seorang hamba kepada-Nya. Oleh sebab itu, orang yang
paling mengenal Allah ialah yang paling takut kepada Allah di antara mereka.
Barangsiapa yang mengenal Allah, nescaya akan menebal rasa malu kepada-Nya,
semakin dalam rasa takut kepada-Nya, dan semakin kuat cinta kepada-Nya. Semakin
pengenalan itu bertambah, maka semakin bertambah pula rasa malu, takut dan
cinta tersebut….” (Thariq al-Hijratain, dinukil dari adh-Dhau’ al-Munir ‘ala
at-Tafsir 5/97)
KEDUA :Orang Yang Mengenal Allah Mencurigai Dirinya Sendiri
Ibnu Abi Mulaikah, salah seorang tabi’in berkata, “Aku telah
bertemu dengan tiga puluh orang sahabat Rasulullah saw, sedangkan mereka semua
merasa sangat takut kalau-kalau dirinya tertimpa kemunafikan.” (HR. Bukhari
secara mu’allaq).
Suatu ketika, ada seseorang yang berkata kepada asy-Sya’bi,
“Wahai sang alim.” Maka beliau menjawab, “Kami ini bukan ulama. Sebenarnya
orang yang alim itu adalah orang yang sentiasa merasa takut kepada Allah.”
(dinukil dari adh-Dhau’ al-Munir ‘ala at-Tafsir 5/98)
KETIGA : Orang Yang Mengenal Allah Mengawasi Gerak-Geri
Hatinya
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “..Hati yang telah
disibukkan dengan kecintaan kepada selain Allah, keinginan terhadapnya, rindu
dan merasa tenteram dengannya, maka tidak akan mungkin baginya untuk disibukkan
dengan kecintaan kepada Allah, keinginan, rasa cinta dan kerinduan untuk
bertemu dengan-Nya kecuali dengan mengosongkan hati tersebut dari
ketergantungan terhadap selain-Nya”.
“Lisan juga tidak akan mungkin digerakkan untuk
mengingati-Nya dan anggota badan pun tidak akan tunduk berkhidmat kepada-Nya
kecuali apabila ia dibersihkan dari mengingati dan berkhidmat kepada
selain-Nya. Apabila hati telah dipenuhi dengan kesibukan dengan makhluk atau
ilmu-ilmu yang tidak bermanfaat, maka tidak akan tersisa lagi padanya ruang
untuk menyibukkan diri dengan Allah serta mengenal nama-nama, sifat-sifat dan
hukum-hukum-Nya…” (al-Fawa’id, hal. 31-32)
KEEMPAT : Orang Yang Mengenal Allah Selalu Mengingati
Hari Akhirat
Allah swt berfirman, “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan
dunia dan perhiasannya, maka akan Kami sempurnakan baginya balasan amalnya di
sana dan mereka tidak sedikitpun dirugikan. Mereka itulah orang-orang yang
tidak mendapatkan apa-apa di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah apa yang
mereka perbuat serta sia-sia apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Huud: 15-16)
Rasulullah saw bersabda, “Bersegeralah dalam melakukan
amal-amal, sebelum datangnya fitnah-fitnah (ujian dan malapetaka) bagaikan
potongan-potongan malam yang gelap gulita, sehingga membuat seseorang yang di
pagi hari beriman, namun di petang harinya menjadi kafir, atau petang harinya
beriman, namun di pagi harinya menjadi kafir, dia menjual agamanya demi
mendapatkan kesenangan duniawi semata.” (HR. Muslim)
KELIMA : Orang Yang Mengenal Allah Tidak Tertipu Oleh Harta
Rasulullah saw bersabda, “Bukanlah kekayaan itu dengan
banyaknya perbendaharaan dunia. Akan tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah
rasa cukup di dalam hati.” (HR. Bukhari).
Rasulullah saw bersabda, “Seandainya anak Adam itu memiliki
dua lembah emas, nescaya dia akan mencari yang ketiga. Dan tidak akan
mengenyangkan rongga perut anak Adam selain tanah. Dan Allah akan menerima
taubat siapa pun yang mahu bertaubat.” (HR. Bukhari)
KEENAM : Orang Yang Mengenal Allah Akan Merasakan Manisnya
Iman
Rasulullah saw bersabda, “Ada tiga perkara, barangsiapa
memilikinya, maka dia akan merasakan manisnya iman…” Di antaranya, “Allah dan
Rasul-Nya lebih dicintainya daripada segala sesuatu selain keduanya.” (HR.
Bukhari dan Muslim).
Rasulullah saw juga bersabda, “Akan dapat merasakan lazatnya
iman orang-orang yang redha kepada Robb nya, redha Islam sebagai agamanya, dan
Muhammad sebagai Rasul.” (HR. Muslim).
KETUJUH : Orang Yang Mengenal Allah Tulus Beribadah
Kepada-Nya
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya setiap amal itu
dinilai berdasarkan niatnya. Dan setiap orang hanya akan mendapat balasan
sebatas apa yang dia niatkan. Maka barangsiapa yang hijrahnya (tulus) kerana
Allah dan Rasul-Nya, nescaya hijrahnya itu akan sampai kepada Allah dan
Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya kerana perkara dunia yang ingin dia gapai
atau perempuan yang ingin dia nikahi, itu ertinya hijrahnya akan dibalas
sebatas apa yang dia inginkan saja.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Rasulullah saw turut bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak
memandang kepada rupa kalian, tidak juga harta kalian. Akan tetapi yang
dipandang adalah hati dan amal kalian.” (HR. Muslim).
Ibnu Mubarak rahimahullah mengingatkan, “Betapa banyak
amalan kecil yang menjadi besar kerana niat. Dan betapa banyak amalan besar
menjadi kecil gara-gara niat.” (Jami’ al-’Ulum wal Hikam oleh Ibnu Rajab).
Demikianlah, sebahagian ciri-ciri orang yang benar-benar
mengenal Allah. Semoga Allah memberikan taufik kepada kita untuk termasuk dalam
golongan mereka. Amin…
Wallahu`alam